Anda sudah menjalankan program kesuburan dan gaya hidup sehat; berhenti merokok, tidak makan junkfood, rajin minum suplemen, tidak begadang, namun suami masih tetap merokok, makan sembarangan, dan malas olahraga? Kesal? Tentu, sebab terkesan dia kurang peduli terhadap persiapan untuk memiliki anak yang sehat. Kalau gaya hidupnya tidak sehat, bagaimana bisa menghasilkan sperma dan kesuburan yang mumpuni?
Mengapa?
Dia malas mengubah gaya hidupnya yang nyaman baginya selama ini.
Belum mendapat informasi yang cukup mengenai pentingnya mengubah gaya hidup untuk memaksimalkan kesuburan dan persiapan menjadi ayah.
Dia tidak suka gaya Anda yang cerewet, saat meminta dirinya hidup lebih sehat.
Dia tidak tahu bagaimana cara mengubah gaya hidup.
Cara mengatasinya:
Beri motivasi yang bersinggungan langsung dengannya. Misal, kalau dia perokok, ingatkan lagi bahaya kanker paru-paru. Tambahkan cerita tentang kerabat yang sakit gara-gara kebiasaan merokok. Tambah bujukan, “Jangan sampai seperti dia, Sayang. Kamu mau melihat anakmu lulus kuliah, kan?” Banyak perokok berhenti merokok karena menyaksikan kenalan atau keluarganya jatuh sakit gara-gara rokok. Bujukan ini juga bisa diterapkan pada kebiasan buruk lainnya.
Hindari nada memerintah dan jangan ngomel, sebab pada dasarnya pria tidak suka didikte, termasuk oleh pasangannya dan omelan bisa membuatnya jengkel, sehingga melancarkan aksi protes dengan melakukan kebalikannya. Omelan pun bisa menghilangkan esensi pesan.
Lanjutkan menerapkan gaya hidup sehat bagi diri sendiri. Setelah hasilnya tampak dan Anda terlihat sehat dan bugar, bukan tidak mungkin dia mengikuti.
Beri petunjuk untuk memulai, misalnya bila ingin berhenti merokok, belikan cigarette patch atau brosur klinik berhenti merokok.
Cari bantuan orang ketiga, misalnya kerabat yang dipercaya atau dokter. Meski pesannya sama, mungkin suami lebih taat pada mereka.
Sumber : http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Prakonsepsi/Psikologi/agar.suami.mau.bergaya.hidup.sehat/001/007/1082/2/1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar