Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh ovarium dari organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan hewan (termasuk manusia), tumbuhan betina juga menghasilkan sel telur yang terlindung oleh bakal biji (ovulum). Sel telur manusia, berbentuk bulat, berdiameter lebih-kurang 145 µm, dengan jumlah kromosom 23 (haploid / n). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari pihak wanita, terdapat dalam sel telur ini.
Perkembangan Sel Telur
Pada janin yang berjenis kelamin wanita, sel telur telah mulai tumbuh saat usia kehamilan 3 bulan (masih berbentuk janin) dalam kandungan ibunya, dan akan terhenti pada suatu fase sebelum dilahirkan. Selanjutnya, sel telur seperti tertidur atau mati suri, dan akan kembali aktif setelah masa akil baligh. Sel telur akan sempurna setelah dibuahi.
Tabel Perkembangan Jumlah Sel Telur
Kondisi awal saat masih dalam kandungan
7.000.000
Saat akan dilahirkan
2.000.000
Saat akil baligh (pubertas)
400.000
Sepanjang usia subur, wanita hanya mengeluarkan 400 sel telur
Saat akil baligh (pubertas), jumlah sel telur berkisar 400.000 buah, dan sebagian besar dari sel telur tersebut mengalami kegagalam pematangan, rusak atau mati (degenerasi / atresia). Lebih kurang hanya tersisa 400 buah saja yang mengantarkan manusia dalam beregenerasi selama masa suburnya. Sebulan sekali terjadi ovulasi, dan jumlah sel telurpun berkurang. Jika sel telur telah habis diproduksi, maka terjadilah mati haid atau menopause.
Sel telur yang berhasil dibuahi, akan bergerak menuju dinding rahim, dan selanjutnya berkembang menjadi janin. Sedangkan, sel telur yang gagal dibuahi (gagal konsepsi), akan keluar bersama luruhan endometrium, dalam bentuk darah, dan sering disebut dengan haid atau menstruasi.
Sel telur manusia, tidak dapat diperbaharui. Sel telur manusia hanya dibuat sekali, yaitu pada saat masih janin (dalam kandungan ibu). Indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel telur. Ovarium hanya melepaskan sel telur yang telah matang / siap dilepaskan, dan itupun dapat dipastikan "hanya sebulan sekali". Sel telur tersebut adalah sel telur yang bertumbuh-kembang sejak masa janin. Akibatnya, jumlah sel telur senantiasa berkurang, sejalan dengan bertambahnya peluang kalainan pada "mainboard" sistem informasi genetik manusia. Semakin tua seorang wanita saat hamil, akan semakin besar pula peluang / kemungkinan terjadinya anak dengan kelainan / kecacatan. Secara umum, batasan usia reproduksi sehat bagi wanita berkaitan dengan kondisi kesehatan sel telur adalah usia 35 tahun.
Sel telur akan terus dikeluarkan oleh ovarium hingga masa menopause, dimana tidak ada lagi sel telur yang berfungsi dengan baik. Menopause biasanya pada kisaran usia 45 - 55 tahun, dan rata-rata orang Indonesia mengalami menopause pada usia 48 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar