Normalnya setiap bulan sekali wanita mengalami masa ovulasi. Apabila dalam masa ovulasi, indung telur dibuahi oleh sperma maka terjadi kehamilan. Sebaliknya, bila tidak dibuahi akan terjadi haid atau menstruasi.
Proses ovulasi dipengaruhi oleh pengeluaran hormon estrogen dan progesteron yang dipengaruhi oleh kelenjar hipofisis dan hipothalamus di otak.
“Bisa dibilang, kelenjar hipofisis, hipothalamus dan indung telur merupakan suatu poros yang saling berkaitan. GnRH selanjutnya merangsang kelenjar hipofisis memroduksi hormon FSH-LH, selanjutnya FSH dan LH merangsang indung telur (ovarium) untuk memroduksi hormon estrogen dan progesteron. Jika poros tersebut berjalan baik akan menyebabkan proses ovulasi atau siap untuk dibuahi,” tutur dr. Shinta, SpOG.
Lantas kaitan prolaktin dengan proses ovulasi? “Secara tidak langsung hormon prolaktin ada kaitannya dengan proses ovulasi,” sambungnya.
Prolaktin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel-sel kelenjar hipofisis di otak. Bila kadar prolaktin tinggi akan menyebabkan reaksi umpan balik negatif yang membatasi produksi dua hormon yang punya peran penting dalam proses ovulasi yakni hormon GnRH dan FSH. Kedua hormon ini yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Bila kadar prolaktin dalam badan tinggi, ovulasi tidak akan terjadi dan menyebabkan susah hamil.
Mengapa demikian? “Prolaktin menyebabkan feedback negatif ke otak untuk men-stimulasi proses ovulasi. Bisa dibilang, dia menyebabkan feedback negatif ke kelenjar hipothalamus di otak sehingga proses ovulasi sulit terjadi. Itulah sebab wanita susah hamil,” jelas dr. Shinta.
Penyebabnya
Prolaktin juga bisa menyebabkan siklus haid terganggu. Bila Anda mengalami kesulitan untuk hamil bahkan pada saat yang sama memiliki masalah tidak haid, ada kemungkinan kadar prolaktin Anda dalam darah berlebihan atau dalam istilah medis disebut hyperprolactinaemia dengan gejala-gejala sebagai berikut:
• 90 persen mengeluarkan air susu dari payudara. Dalam istilah medis disebut galaktore.
• Sakit kepala yang teramat sangat.
• Gangguan penglihatan.
• Siklus haid tidak teratur (tidak haid selama kurang lebih 3 bulan). • Sulit hamil
Penyebabnya macam-macam, bisa jadi Anda tidak pernah mengalami haid atau menstruasi dari awal masa reproduksi hingga kini atau sepanjang hidup Anda yang dalam istilah medis disebut amenorrhea primer. Atau amenorrhea sekunder dimana Anda pernah alami haid kemudian tidak bisa haid untuk kurun waktu yang lama.
Dan ternyata 20 persen penyebab hyperprolactinaemia adalah amenorrhea sekunder. Juga bisa disebabkan oleh faktor psikis atau stres yang berlebih, lalu orang-orang yang mengalami gangguan makan seperti anoreksi (tidak bisa makan sama sekali) dan bullimia (selalu memuntahkan makanan yang sudah masuk dalam mulut). Serta pengaruh obat-obatan (gangguan psikofarmaka), yakni orang-orang yang mendapat terapi obat fenotiazin untuk mengatasi stres yang dialaminya.
“Ternyata wanita-wanita dalam tahanan kadar prolaktinnya tinggi sangat rentan terhadap stres,” ungkap dr. Shinta.
Bahkan prolaktin tinggi bisa menyebabkan osteporosis. Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan kadar estrogen dan progesteron menjadi rendah maka terjadi pengeroposan tulang yang mengakibatkan osteoporosis. Kadar prolaktin normal 5 – 25 nanogram per mililiter. Bila kadar prolaktin di atas 50 nanogram, harus diwaspadai. Ada kemungkinan kadar prolaktin berlebih yang disebabkan tumor di hipofisis yang disebut prolaktinoma.
Diagnosa
Untuk mengetahui kadar prolaktin dalam darah bisa dilakukan tes darah di laboratorium. Dokter juga mungkin menyarankan beberapa tes lagi seperti:
• CT / MRI otak untuk melihat apakah terdapat tumor pada kelenjar hipofisis. Bila tumor tersebut membesar, dapat menekan saraf sehingga menyebabkan pusing, hingga gangguan penglihatan. Biasanya disertai pula dengan amenorrhea (tidak haid).
• Ujian penglihatan: untuk memastikan Anda tidak mengalami komplikasi penglihatan.
http://wishingbaby.com/prolaktin-tinggi-susah-hamil/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar