Senin, 24 Desember 2012

Sistem Reproduksi Pria

Sistem reproduksi pria terdiri dari testis dan serangkaian saluran dan kelenjar yang secara khusus memiliki fungsi-fungsi berikut :

Memproduksi, memelihara dan mengangkut sperma dan cairan pelindung (air mani).
Memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi wanita.
Memproduksi dan mengeluarkan hormon seks pria.


Organ-organ reproduksi pria mencakup struktur internal dan eksternal. Sebagian besar organ reproduksi pria terletak di luar tubuh (eksternal).


Struktur eksternal


Struktur eksternal dari sistem reproduksi pria adalah penis, skrotum dan testis :


Penis: organ laki-laki untuk melakukan hubungan seksual. Ada tiga bagian penis: akar yang menempel di dinding perut, batang dan kepala (glans) penis, yang merupakan ujung berbentuk kubah. Kepala penis ditutupi dengan lapisan kulit longgar yang disebut kulup. Kulit ini dipotong ketika pria disunat. Pembukaan uretra berada di kepala penis. Kepala penis juga mengandung banyak saraf yang sensitif. Batang penis berbentuk silinder dan terdiri dari jaringan khusus seperti spons. Jaringan ini berisi ribuan ruang yang terisi oleh darah ketika seorang pria sedang terangsang. Penis yang terisi dengan darah menjadi kaku dan tegak (ereksi) sehingga memungkinkan untuk penetrasi selama hubungan seksual. Kulit penis longgar dan elastis untuk mengakomodasi perubahan ukuran penis selama ereksi.


Testis (buah pelir): organ bulat-lonjong seukuran bakso yang terletak di dalam skrotum, dipegangi pada kedua ujungnya oleh struktur yang disebut korda spermatika. Kebanyakan pria memiliki dua testis. Testis bertanggung jawab untuk membuat sperma dan testosteron, hormon seks pria yang utama. Dalam testis terdapat tabung yang disebut tubulus seminiferus yang bertanggung jawab untuk memproduksi sel-sel sperma melalui proses yang disebut spermatogenesis.


Skrotum: kantong kulit yang menggantung di belakang penis dan berisi testis, yang memiliki banyak saraf dan pembuluh darah. Skrotum berfungsi sebagai pelindung dan bertindak sebagai sistem kontrol suhu untuk testis (seperti termostat). Untuk perkembangan sperma yang normal, testis harus berada pada suhu sedikit lebih dingin daripada suhu tubuh, sekitar -2 derajat celcius. Otot-otot khusus di dinding skrotum memungkinkan untuk berkontraksi dan berelaksasi, mendekatkan testis ke tubuh untuk menghangatkan dan menjauhkan dari tubuh untuk mendinginkan suhunya. Di dalam skrotum terdapat epidimis, tabung panjang melingkar yang bertumpu pada bagian belakang setiap testis. Tabung ini berfungsi mengangkut dan menyimpan sel-sel sperma yang diproduksi di testis. Epididimis juga berperan untuk memelihara sperma hingga dewasa, karena sperma yang muncul dari testis belum matang dan tidak mampu melakukan pembuahan. Selama gairah seksual, epididimis berkontraksi untuk mendorong sperma ke dalam vas deferens.


Struktur internal

Struktur internal dari sistem reproduksi pria, juga disebut organ aksesori, meliputi :

Vas deferens: sebuah tabung otot yang memanjang dari epididimis ke dalam rongga panggul, di belakang kandung kemih. Vas deferens mengangkut sperma matang ke uretra sebagai persiapan ejakulasi.


Vesikula seminalis: kantong-kantong yang menempel pada vas deferens dekat pangkal kandung kemih. Vesikula seminalis menghasilkan cairan yang menjadi sumber energi bagi sperma dan membantu motilitas (kemampuan bergerak) sperma. Cairan dari vesikula seminalis membentuk sebagian besar volume cairan ejakulasi pria.


Saluran ejakulasi: terbentuk oleh perpaduan dari vas deferens dan vesikula seminalis. Saluran ini mengalirkan cairan ejakulasi (semen) ke saluran uretra.


Uretra: saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh. Pada laki-laki, uretra memiliki fungsi tambahan menyalurkan cairan ejakulasi ketika seorang pria mencapai orgasme. Ketika penis ereksi saat berhubungan seks, aliran urin terblokir dari uretra sehingga hanya air mani yang keluar pada ejakulasi.


Kelenjar prostat: struktur berukuran kenari yang terletak di bawah kandung kemih di depan rektum. Kelenjar prostat memberikan cairan tambahan untuk ejakulasi. Cairan prostat juga membantu menyehatkan sperma. Uretra, yang membawa cairan ejakulasi selama orgasme, berjalan melalui pusat kelenjar prostat.


Kelenjar bulbourethral: disebut juga kelenjar cowper, adalah struktur seukuran kacang yang terletak di sisi uretra tepat di bawah kelenjar prostat. Kelenjar ini menghasilkan cairan licin bening yang bermuara langsung ke dalam uretra. Cairan ini berfungsi untuk melumasi uretra dan menetralisir keasaman yang mungkin hadir karena sisa urin dalam uretra.


Fungsi sistem reproduksi pria

Sistem reproduksi pria seluruhnya tergantung pada hormon, yang merupakan bahan kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas sel-sel atau organ. Hormon-hormon utama yang terlibat dalam fungsi sistem reproduksi pria adalah follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH) dan hormon testosteron.

FSH dan LH diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang terletak di dasar otak. FSH diperlukan untuk produksi sperma (spermatogenesis), dan LH merangsang produksi testosteron, yang diperlukan untuk melanjutkan proses spermatogenesis. Testosteron juga penting dalam pengembangan karakteristik laki-laki, termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi lemak, massa tulang dan dorongan seks.


Sumber : http://keluargaberencana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar