Kamis, 03 Januari 2013

5 Masalah pada Area Genital Wanita yang Tidak Boleh Diabaikan

Jakarta - Sebagian besar wanita pernah mengalami beberapa masalah pada organ genitalnya seperti siklus menstruasi yang tidak teratur atau infeksi jamur pada vagina yang dapat diatasi dengan pengobatan sederhana. Tetapi jika terjadi masalah lain yang lebih serius, segera cari pertolongan medis.

Seperti dilansir medpagetodays, Jumat (12/10/2012), waspadai 5 masalah pada area genital wanita yang mengindikasikan penyakit tertentu berikut ini:

1. Nyeri panggul
Wanita mungkin sering mengalami sedikit rasa nyeri pada panggul ketika masa ovulasi, yang disebut Mittelschmerz. Hal tersebut normal terjadi, tetapi jika nyeri panggul tidak kunjung reda hingga beberapa hari, segera periksakan ke dokter.

Jika wanita memiliki nyeri panggul yang main parah, dokter akan memeriksa apakah ada perkembangan fibroid jinak dan endometriosis dalam rahim. Jika muncul gejala lain seperti keputihan dan demam, mungkin Anda menderita penyakit radang panggul.

Selain itu, jika nyeri panggul disertai nyeri perut dan pendarahan vagina mungkin menandakan kehamilan ektopik, dimana implan telur dibuahi di luar rahim. Kondisi ini merupakan kondisi kesehatan yang gawat dan perlu segera dirawat di IGD.

Penyakit lain yang mungkin ditandai oleh nyeri panggul adalah kanker ovarium dengan gejala lain seperti kembung, panggul seperti tertekan dan buang air kecil terlalu aktif hingga lebih dari 2 minggu. Jika hal ini terjadi, Anda harus segera diperiksa untuk kemungkinan kanker ovarium.

2. Pendarahan yang tidak biasa
Jika Anda sedang tidak dalam alat kontrol kelahiran tetapi mengalami pendarahan di luar menstruasi yang berlangsung selama lebih dari satu atau dua bulan, Anda harus segera mendapatkan pemeriksaan kesehatan.

Pendarahan yang tidak biasa meliputi periode menstruasi yang lebih lama dari biasanya, pendarahan di pertengahan bulan, memiliki dua periode menstruasi per bulan, pendarahan setelah berhubungan seks, dan pendarahan yang tidak biasa lainnya.

Pendarahan yang abnormal ini dapat disebabkan oleh beberapa penyakit yang tidak serius seperti perimenopause atau fibroid rahim atau polip. Tetapi jika Anda mengalami pendarahan setiap kali selesai berhubungan seks, mungkin hal ini menunjukkan gejala infeksi serviks atau leher rahim.

Penyakit menular seksual, seperti gonorrhea atau klamidia juga dapat menyebabkan luka pada serviks yang disertai pendarahan ketika berhubungan seks.

Jika Anda telah berusia setengah baya dan telah menopause, Anda perlu waspada tentang pendarahan vagina yang berpotensi terhadap kanker rahim. Kanker rahim dapat disembuhkan jika ditemukan dalam tahap awal, sehingga Anda perlu mewaspadai tanda peringatan dini kanker rahim, yaitu pendarahan pasca menopause.

3. Gejala yang tidak biasa pada vagina
Waspadai gejala abnormal pada vagina seperti bau yang kuat, keputihan dalam debit yang berlebihan, gatal, sensasi terbakar, iritasi, warna vagina yang tidak biasa, atau keluar darah.

4. Vagina kering
Kekeringan vagina dapat terjadi pada wanita pascamenopause atau wanita yang mengalami atrofi vagina sehingga dapat menyebabkan luka setelah berhubungan seks. Kekeringan vagina ini disebabkan karena wanita yang lebih tua memiliki kadar estrogen yang rendah, sehingga mengalami penipisan vagina dan menjadi kering serta mudah teriritasi.

Tidak hanya kekeringan vagina saja yang membuat seks menyakitkan, tapi vagina yang menipis juga membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi dan dapat berkontribusi untuk inkontinensia, yaitu kebocoran urine. Kebanyakan wanita dapat terbantu dengan menggunakan krim estrogen yang diterapkan atau dimasukkan langsung ke dalam vagina.

5. Luka atau benjolan
Luka di daerah genital dapat menunjukkan gejala herpes, penyakit menular seksual, atau kanker. Gejala kanker vulva termasuk benjolan yang tidak biasa, seperti kutil atau benjolan merah, dan luka datar yang tidak kunjung sembuh. Kadang-kadang, luka datar tersebut da

Tidak ada komentar:

Posting Komentar