* USG *
Ultrasound atau ultrasonografi adalah penggunaan gelombang suara frekuensi tinggi untuk melihat ke dalam rongga perut dan menampilkan citra janin di layar monitor. Tes ini biasanya dilakukan di ruang praktek dokter atau di rumah sakit bersalin.
Sebelum tes dilakukan, anda diminta untuk meminum air dalam jumlah yang banyak agar kandung kemih yang penuh mendorong uterus ke depan, sehingga citra janin tampil di layar. Perut akan dilumuri jeli dan sebuah alat pemantau digerakkan perlahan menyusuri area tersebut. Komputer akan menerjemahkan gema suara menjadi gambar video. Tes ini berlangsung kira-kira setengah jam.
Apabila ahli kesehatan menganjurkan tes ultrasound, penindaian pertama akan dilakukan antara minggu ke 12 dan 14 masa hamil. Tes dilakukan untuk menentukan usia, laju pertumbuhan dan posisi yang tepat dari janin dan plasenta, mendeteksi ketidaknormalan, serta melihat apakah anda mengandung lebih dari satu bayi.
* PEMERIKSAAN AFT – ALFA- FETOPROTEIN *
Tes AFP/ tes darah sebaiknya dijalani setidaknya satu kali antara minggu ke 14 - 20.
Produksi AFP berlangsung di hati janin. Kadar yang terlampau tinggi atau rendah merupakan indikator adanya cacat lahir. Kadar yang terlalu tinggi mengindikasikan adanya cacat saluran syaraf (NTD) seperti misalnya: spina bifida (sambungan beberapa lengkung ruas tulang-belakang tidak me-rapat), atau anensefali (pembentukan otak tidak sempurna). Sedangkan kadar yang terlalu rendah mengindikasikan sindroma Down atau kelainan kromosom.
* AMNIOSENTESIS *
Tes amniosentesis hanya dilakukan kecuali pada kehamilan beresiko tinggi. Kehamilan anda dianggap beresiko tinggi apabila
•Ada resiko bayi memiliki kelainan genetika atau cacat lahir seperti penyakit Tay-Sachs, anemia sel sabit, atau NTD.
•Anda berusia lebih dari 35 tahun, atau beresiko melahirkan bayi yang menderita sindroma Down.
•Anda pembawa penyakit yang bertalian dengan kromosom X wanita (misalnya hemofilia, atau suatu tipe distrofi otot)
•Anda penderita diabetes
•Anda memiliki darah Rh-negatif.
Jika anda tidak termasuk dalam salah satu kategori diatas, maka tes amniosentesis tidak dianjurkan kecuali untuk mengkonfirmasi hasil tes rutin lainnya.
Pada amniosentesis, ultrasound digunakan untuk menemukan kantung air ketuban. Sebuah jarum panjang kemudian ditusukkan melalui daerah perut yang telah dianastesi untuk mengeluarkan sedikit cairan. Sel-sel dalam cairan itu diteliti untuk mencari adanya kelainan kromosom, misalnya sindroma Down; cacat genetik; penyakit turunan, misalnya Tay-Sachs dan anemia sel sabit; atau NTD terbuka, misalnya spina bifida. Amniosentesis juga dapat menunjukkan apakah janin mendapat cukup oksigen atau tidak.
Walaupun tidak pernah dipergunakan secara khusus, Amniosentesis juga dapat menunjukkan gender bayi.
* FETOSKOPI *
Fetoskopi dilakukan dengan cara memasukkan sebatang pipa halus dengan ujung yang berlampu kedalam air ketuban lewat sebuah insisi kecil disebelah atas tulang pubis. Sebuah lensa di dalam pipa memungkinkan pengamatan langsung pada janin. Tes ini biasanya dilakukan pada kehamilan minggu ke-15 untuk mengamati beberapa kelainan misalnya: langit-langit mulut yang tidak merapat, kelainan darah, atau abnormalitas otak.
Tes ini bukan merupakan pemeriksaan rutin, karena selain dilakukan anastesi lokal juga ada intervensi mekanikal (memasukkan instrumen kedalam tubuh). Oleh karena itu, fetoskopi hanya dilakukan apabila dianggap perlu di rumah sakit besar dengan peralatan yang modern.
* PENGAMBILAN CONTOH VILI KORION ( CHORIONIC VILLUS SAMPLING )
CVS adalah tes prenatal terbaru yang merupakan alternatif lain dari tes amniosentesis. Tes ini dilakukan dengan memasukkan sebuah kateter ke dalam rahim melalui liang vagina untuk mengambil sedikit jaringan plasenta. Jaringan ini kemudian diteliti untuk mendeteksi kelainan kromosom, metabolisme, dan DNA. CVS dapat mendeteksi kelainan kromosom seperti halnya tes amniosentesis, tetapi tidak bisa mendeteksi NTD terbuka.
Berbeda dengan tes amniosentesis, tes ini dapat dilakukan pada awal kehamilan yaitu pada minggu ke 10 - 12. Akan tetapi, selain hasilnya sulit diinterpretasikan, resiko keguguran yang ditimbulkan lebih tinggi dibanding amniosentesis.
Tes CVS ini dapat dilakukan sesuai dengan pada kondisi anda. Jika kehamilan anda beresiko tinggi terhadap masalah kromosom, maka tes ini dapat mendeteksinya lebih dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar